UPACARA BUDAYA ADAT
KENDURI SKO
DI KABUPATEN KERINCI
DESA SUNGAI TUTUNG
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi
tugas perkuliahan
Filsafat Budaya
Minangkabau
yang dibina oleh Dra
Nurizzati, M.Hum

DETA FITRIANITA
NIM 2013/1300820
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA
DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis ucapkan ke hadirat Allah swt, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai upacara budaya adat kenduri sko di kabupaten
kerinci desa sungai tutung dari mata kuliah Filsafat Budaya Minangkabau di
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada
Universitas Negeri Padang. Kemudian shalawat beserta salam penulis ucapkan
kepada nabi besar Muhammad saw yang telah memberikan pedoman hidup yakni
al-qur’an dan sunah untuk keselamatan di dunia.
Makalah ini
menjelaskan tentang berbagai macam tata cara pelaksanaan kenduri sko yang ada
di kabupaten kerinci, tepatnya di desa sungai tutung. Selanjutnya penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurizzati selaku dosen mata kuliah Filsafat
Budaya Minangkabau yang telah memberikan bimbingan serta arahannya.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk penulisan makalah di lain kesempatan.
Padang, 28 November
2014
Penulis
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah
Indonesia merupakan suatu bangsa yang
terdiri dari beribu-ribu suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
dan telah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Selama ratusan bahkan ribuan tahun itu pula
mereka telah menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan tradisi. Masing-masing
suku bangsa tersebut memilki tradisi yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Hal inilah yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang
majemuk akan kebudayaan, baik itu dalam bentuk bahasa sehari-hari maupun
tradisi-tradisi lainnya.
Bentuk-bentuk tradisi yang dilakukan oleh
berbagai suku bangsa antara lain perkawinan, pesta adat, kematian, dan lain
sebagainya. Masing-masing bentuk upacara tersebut dilakukan dengan cara-cara
tertentu yang menjadi ciri khas dari masing-masing suku bangsa tersebut. Ciri
khas tersebut di satu pihak ada yang masih dipertahankan oleh masyarakat dan
tidak mengalami perubahan sama sekali, dilain pihak ada yang mengalami
perubahan atau malah hilang sama sekali sebagai suatu tradisi yang menjadi
bagian dari masyarakat.
Salah satu tradisi yang masih
dipertahankan dalam berbagai suku bangsa adalah tradisi pelaksanaan pesta adat
siap panen. Hampir setiap daerah masih melaksanakannya, Begitu juga halnya yang
terjadi pada masyarakat yang ada di Propinsi Jambi, yakni di Kabupaten Kerinci.
Mereka dikenal sebagai orang Melayu Tua (Zakaria, 1985:15). Orang Melayu Tua
tersebut masih mengenal bentuk-bentuk upacara atau pesta adat siap panen yang lebih
dikenal dengan istilah kenduri sko. Kenduri sko merupakan upacara
adat yang terbesar di daerah Kerinci.
Desa-desa yang masih melaksanakan
upacara ini diantaranya adalah Desa sungai tutung yang terletak di Kecamatan
air hangat timur. Bagi masyarakat sungai tutung upacara ini sangat penting
dilaksanakan sebagai rasa syukur atas hasil panen yang diberikan Allah SWT
kepada mereka.
Sebagaimana upacara-upacara adat
lainnya, upacara adat kenduri sko menarik untuk dikaji. Kenduri sko merupakan
upacara adat terbesar yang ada di Kerinci dan mempunyai makna tersendiri bagi
masyarakat. Di dalam upacara tersebut terdapat acara penurunan benda-benda
pusaka nenek moyang. Dengan demikian, upacara kenduri sko sangat penting
sekali bagi orang orang yang ada di Kabupaten Kerinci khususnya Desa sungai
tutung.
Pada saat ini banyak kalangan anak muda
yang tidak mengetahui proses-proses pelaksanaan acara adat kenduri sko yang ada
di kaerah kerinci ini, diharapkan dengan adanya makalah ini, generas muda khususnya
generasi muda kerinci bisa mngetahui adat dan proses-proses apa saja yang
dilaksanakan dalam proses kenduri sko.
B. Masalah
1. Bagaimana
latar budaya masyarakat kerinci, khusunya masyarakat sungai tutung?
2. Bagaimana
proses atau tahap-tahap pelaksanaan upacara budaya adat kenduri sko yang
ada di Desa sungai tutung Kabupaten Kerinci ?
3. Apa
pesan moral yang terkandung dalam upacara budaya adat kenduri sko di desa
sungai tutung kabupaten kerinci?
C. Tujuan
1. Mengetahui
bagaimana latar budaya masyarakat kerinci, khusunya masyarakat sungai tutung.
2. Mengetahui
bagaimana proses atau tahap-tahap pelaksanaan upacara budaya adat kenduri sko
yang ada di Desa sungai tutung Kabupaten Kerinci.
3. Mengetahui
apa pesan moral yang terkandung dalam upacara budaya adat kenduri sko di desa
sungai tutung kabupaten kerinci.
D. Kerangka
teori
Suatu upacara adat dianggap memiliki
fungsi-fungsi tertentu di dalam kebudayaan suatu masyarakat. Fungsi-fungsi
tersebut seakan-akan tidak berubah dan tetap langgeng bagi masyarakat, tanpa memperhitungkan
masyarakat pembentuk kebudayaan telah berganti.
Syamsudin (1985:1) menjelaskan Kehidupan
kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan, sebab kebudayaan ada karena
adanya masyarakat pendukungnya. Salah satu dari wujud kebudayaan dapat dilihat
dari upacara yang merupakan wujud dari adat-istiadat yang berhubungan dengan
segala aspek kehidupan manusia baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi dan lain
sebagainya. Pelaksanaan upacara tersebut selalu dibayangkan sebagai upacara
yang khidmat dan merasa sebagai sesuatu yang bersifat magis dan disertai dengan
berbagai perasaan serta perlengkapan yang bersifat simbolis.
Selain syamsudin, ada ahli lain yang
mendefinisikan pengertian kebudayaan, yaitu Geertz (1992: 5) menjelaskan bahwa
kebudayaan merupakan Suatu sistem keteraturan dari makna dan simbol-simbol,
yang dengan makna dan simbol-simbol tersebut individu-individu mendefenisikan
dunia mereka, mengekspresikan perasaan-perasaan mereka, dan membuat penilaian
mereka.
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah suatu sistem gagasan
dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Menurut Linton budaya adalah keseluruhan dari
pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan
diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Budaya
yang ada di setiap daerah mempunyai cirri khas masing-masing, begitu juga acara
budaya adat kenduri sko yang ada di kerinci desa sungai tutung.
Kenduri
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, meminta berkah,dan
sebagainya. Kenduri atau yang lebih dikenal dengan sebuatan
Selamatan atau Kenduren (sebutan kenduri bagi masyarakat
Jawa)
telah ada sejak dahulu sebelum masuknya agama
ke Nusantara.
Kenduri sko merupakan upacara
adat yang masih bertahan atau tetap dijalankan hingga saat ini. Bagi orang
Melayu Tua di Desa sungai tutung Kabupaten Kerinci keberadaan upacara tersebut
memiliki arti penting yang mencakupi berbagai acara-acara yang dilakukan dan
melibatkan seluruh anggota masyarakat. Di lihat dari kegiatan-kegaiatan yang
dilakukan saat kenduri sko, dapat dijelaskan bahwa kenduri sko memiliki
makna sebagai ucapan terima kasih kepada Sang Pencipta dan roh-roh nenek moyang
atas hasil panen yang telah diberikan, dan sko merupakan simbol yang
diidentikkan dengan pembersihan benda pusaka nenek moyang. Untuk
memperbincangkan makna, setiap individu harus menafsirkannya, sehingga dapat
mengatur tingkah laku individu tersebut. Hal itu hanya dapat ditampilkan
melalui simbol yang terdapat dalam upacara.
E. Metedologi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Latar
budaya
Kabupaten
Kerinci adalah salah satu kabupaten
di Provinsi
Jambi, Indonesia.
Kerinci ditetapkan sebagai Kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi dengan pusat
pemerintahan di Sungai Penuh.
Pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke Siulak.
Kabupaten Kerinci memiliki luas 3.355,27 km².
Kabupaten Kerinci terdiri dari 16
Kecamatan, yaitu (1) Gunung Tujuh, (2) Kayu Aro, (3) Kayu Aro barat, (4) Gunung
Kerinci, (5) Siulak, (6) Siulak Mukai, (7) Air Hangat,
(8) Air Hangat Barat,
(9) Depati VII, (10) Air Hangat Timur, (11) Sitinjau Laut, (12) Danau Kerinci,
(13) Keliling Danau, (14) Gunung Raya, (15) Bukit Kerman, dam (16) Batang
Merangin.
1. Sebelah
utara berbatas denganprovinsi smatera barat.
2. Sebelah
selatan berbatas dengan provinsi Bengkulu.
3. Sebelah
barat berbatas dengan provinsi sumatera barat.
4. Sebelh
timur berbatas dengan kabupaten bungo dan kabupaten merangin.
Di dalam makalah ini akan dibahas
mengenai upacara budaya adat kenduri sko yang ada disalah satu daerah yang ada
di kerinci, yaitu tepatnya di desa sungai tutung kecamatan air hangat timur. Dikarenakan
penduduk yang terus berkembang, maka pada tahun 1981 sungai tutung di mekarkan
menadi dua desa yaitu desa sungai tutung dan desa baru sungai tutung. Seiring
dengan perkembangan zaman dan penduduk yang makin banyak maka pada tahun 2011
desa baru dungai tutung dimekarkan kembali dengan desa pemekarannya bernama
desa simpang empat sungai tutung. Pada tahun 2012 desa sungai tutung dimekarkan
lagi dengan nama desa taman jernih sungai tutung. Keempat desa ini terletak
dikecamatan air hangat timur kabupaten kerinci dengan batas wilayah:
1. Sebelah
utara berbatas dengan desa sungai medang
2. Sebelah
selatan berbatas dengan sungai deras
3. Sebeleh
barat berbatas dengan koto lanang
4. Sebelah
timur berbatas dengan desa pungut.
Masyarakat yang mendiami kawasan kerinci
ini adalah Suku
Kerinci. Dan bahasa pengantar yang
dipergunakan adalah Bahasa
Kerinci. Bahasa
Kerinci termasuk salah satu anak cabang Bahasa Austronesia.
Ada lebih dari 30 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah
Kerinci.
Masyarakat Kerinci menganut sistem adat matrilineal.
Mayoritas masyarakat kerinci adalah petani, karena di kerinci terdapat banyak
sawah yang memungkinkan masyarakatnya untuk bertani. Tetapi dengan perkembangan
zaman, telah banyak masyarakat kerinci yang bekerja di kantor ataupun pegawai
swasta. Namun, hal itu tidak dapat menghilangkan bertani sebagai mayoritasnya.
Meskipun demikian, mayoritas pegawai yang ada di kerinci juga mempunyai sawah
untuk bertani. Jadi, hamper semua masyarakat kerinci khususnya sungai tutung mempunyai
sawah.
Budaya masyarakat kerinci di desa sungai
tutung yang sampai saat ini masih tetap diprtahankan dikenal dengan nama
kenduri sko dan kenduri siap panen. Kenduri sko adalah
suatu acara adat
yang dilaksanakan oleh masyarakat kerinci dalam melestarikan
budaya yang sudah
ada sejak zaman nenek
moyang. Dahulu, kenduri sko dan kenduri siap panen dilaksanakan setiap sepuluh tahun
sekali. Namun, sekarang kenduri sko dilaksanakan setiap tiga tahun
sekali. Budaya ini terus dilakukan sebagai ucapan
terima kasih kepada Sang Pencipta dan roh-roh nenek moyang atas hasil panen
yang telah diberikan.
Masyarakat kerinci khususnya sungai tutung mayoritas
beragama islam. Oleh sebab itu, digelarnya acara kenduri sko dan siap panenu
adalah acapan terimakasih yang ditujukan kepada Allah swt.
B. Upacara
kendri sko
Kenduri sko merupakan upacara
adat yang masih bertahan atau tetap dijalankan hingga saat ini. Di lihat dari
kegiatan-kegaiatan yang dilakukan saat kenduri sko, dapat dijelaskan
bahwa kenduri sko memiliki makna sebagai ucapan terima kasih kepada Sang
Pencipta dan roh-roh nenek moyang atas hasil panen yang telah diberikan kepa
msyarakat.
1. Duduknya
depati ninik mamak empat lurah permanti nan ketujuh sungai tutung
Duduk
tersebut memutuskan waktu kapan akan dilaksanakan kenduri siap panen dan
kenduri sko. Setelah ditetapkan waktu dan hari dilaksanakan, maka diberi tau kepada
seluruh warga masyarakat dalam wilayah adat empat lurah permenti nan ketujuh. Peberitahuan
tersebut dilakukan dengan membunyikan gong kecil keliling desa.
2. Pemberitahuan
hasil keputusan kepada ninik mamak
Keputusan
waktu dan tempat dilaksanakannya kenduri sko tersebut diberitahukan kepada
ninik mamak untuk menyarah mengajung (mengatur) segala sesuatu yang berkaitan
dengan kenduri sudah tuai dan kenduri sko.
3. Ninik
mamak mengumpulkan seluruh anak jantan
Ninik
mamak mengumpulkan seluruh anak jantan adalah untuk mengadakan rapat yang
bertujuan membentuk panitia dan
memperinci segala biaya yang dibutuhkan untuk terlaksana dan suksesnya kenduri siap
panen dan kenduri sko. Biasanya biaya tersebut dibebankan kepada suku masing-masing
yang berada di bawah empat lurah permenti nan ketujuh.
4. Masing-masing
ninik mamak suku mengadakan rapat dengan anak jantan dan anak batino
Rapat
ini bertujuan membahas mengenai biaya dan segala sesuatu yang diperlukan untuk
kenduri siap panen dan kenduri sko. Tugas-tugas tersebut dibagi kepada anak
jantan dan anak betino untuk melaksanakannya.
5.
Memasang bendera adat
atau bendera pusaka yang disebut dengan Karamentah
Satu
minggu sebelum dilaksanakan acara kenduri siap panen dan kenduri sko, maka
panitia memasang bendera adat atau bendera pusaka yang dinamakan dengan karamentah di tempat akan dilaksanakan
acara. Seluruh anak batino sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
pada acara kenduri sko dan kenduri sudah tuai tersebut.
6. Penyembelihan
sapi atau kerbau
Satu
hari sebelum dilaksanakan kenduri dilaksanakan penyembelihan sapi atau
penyembilahan kerbau. Pada hari itu juga anak batino memasak gulai dan membuat
lemang untuk dibawa ke tempat dilaksanakan acara kenduri sko dan kenduri sudah
tuai pada besok harinya.
7. Memasang
bendera marapekah dan membunyikan
gong
Pada
pagi hari dilaksana acara kenduri sudah tuai dan kenduri sko, dikibarkan
bendera marapekah dan membunyikan
gong masing-masing di rumah gedang atau di rumah pesusun.
8. Seluruh
anggota adat berkumpul di rumah gedang masing-masing
Seluruh
anak jantan, anak batino, depati ninik mamak, alim ulama, dan cerdik pandai
berkumpul di rumah gedang masing-masing bersama-sama menuju tempat acara kenduri
sudah tuai dan kenduri sko. Depati ninik mamak, alim ulama, anak jantan, dan
anak batino memakai payung dan pakaian lengkap kebesarannya masing-masing. Kemudian,
mereka bersama-sama turun dari rumah pesusun masing-masing berarak-arak menuju
tempat dilaksanakan acara kenduri tersebut,. Di dalam arak-arakan tersebut
depati dan ninik mamak serta alim ulama dipayungi oleh anak batino.
9. Penurunan
pusaka
Pagi
hari sebelum kenduri sko dilaksanakan, terlebih dahulu diturunkan benda pusaka
(keris, tudung, panabih perang, pedang, buluh yang berisi tulisan-tulisan nenek
moyang yang dinamakan aksara incung, dan lain-lain) yang ada di rumah gedang
masing-masing untuk dimandikan. Penurunan pusaka diwakili oleh satu orang anak
batino dan satu orang anak jantan yang dianggap nenek oleh anggota suku. Proses
pemandian benda pusakan menggunakan ramuan jeruk nipis yang diiris, bunga
melati, daun-daun, labu putih, dan berbagai jenis bunga lainnya. Kemudian
setelah semua alat yang dibutuhkan untuk memandikan pusaka sudah siap, maka
bahan-bahan itu di campurkan ke dalam air, lalu benda pusaka siap untuk
dimandikan. Namun, sebelum memandikan terlebih dahulu benda pusaka diasapkan
dengan kemenyan.
Setetelah
memandikan pusaka, maka air bekas pemandian itu diambil oleh masyarakat, lalu
dijadikan sebagai obat padi dan obat tanaman supaya tumbuh dengan subur.
10. Pelaksanaan
acara kenduri sko dan kenduri siap panen
Setelah
berkumpul semua dari masing-masing suku, maka duduklah di tempat yang telah
diatur oleh panitia. Di hadapan depati ninik mamak dan anak jantan diletakkan
punjung yang berisikan lemang berbungkus, lemang berikat, nasi berbungkus,
gulai, pisang, pinang, sirih, dan gambir secukupnya yang ditutup dengan kain
merah untuk depati, kain hitam untuk ninik mamak, kain putih untuk alim ulama, dan kain kuning untuk anak jantan.
Acara selanjutnya diatur oleh panitia, bisanya susunan acara tersebut sebagai
berikut.
a. Pembawa
acara membacakan susunan acara.
b. Sepatah
kata dari kepala desa yang diwakili oleh satu kepala desa.
c. patah
kata dari ketua adat empat lurah permenti nan ketujuh empat desa sungai tutung.
d. penyampaian
ajat dari anak jantan ke ninik mamak ditunjukkan dari ninik mamak ke depati.
e. acara
jedah (makan bersama).
f.
pembacaan doa.
g. acara
selesai.
11. Pulang
kembali berarak-arakan menuju rumah pesusun atau rumah gedang masing-masing
Seluruh
depati ninik mamak. alim ulama, cerdik pandai, ulu baling, anak jantan, serta anak
batino kembali berarak-arakan penuju rumah pesusunan atau rumah gedang masing-masing
untuk mengganti pakaiannya.
12. Anak
batino mengantarkan penjung
Anak
batino yang membawa punjungn yang berisikan lemang berbungkus, lemang berikat,
nasi berbungkus, gulai, pisang, pinang, sirih, dan gambir secukupnya diantarkan
ke rumah masing-masing depati ninik mama alim ulama ulu balanag dan anak
jantan.
13. Acara
kesenian
Setelah
semua acara selesai dari pagi sampai sore, maka malam harinya diakanlah acara
hiburan kesenian yang ada di desa empat
desa, maupun hiburan kesenian dari desa lain yang bertujuan untuk menghibur
masyarakat yang ada di sekitar desa tersebut. Hiburan kesenian daerah yang
ditampilakan antara lain sebagai berikut.
a. Pencak silat
Pencak Silat
adalah seni bela
diri dengan menggunakan
dua mata pedang. Pencak silat
ini dimainkan oleh
sepasang anak jantan
yang masing - masing
memegang satu pedang.
Mereka mempertontonkan keahlian
bermain senjata tajam.
b. Tari Rangguk
Tari
Rangguk ini merupakan
tarian spesifik Kerinci
yang populer. Tarian
ini di tarikan oleh beberapa
gadis remaja sambil
memukul rebana kecil.
Tarian ini di iringi dengan
nyanyian sambil mengangguk – anggukkan kepala
seakan memberikan hormat. Tari
Rangguk di lakukan pada
acara - acara tertentu seperti menerima
kedatangan Depati (tokoh
adat Kerinci), tamu
dan para pembesar dari
luar daerah.
14. Penrunan
bendera pusaka
Besok
harinya diadakan penurunan bendera adat atau bendera pusaka (karamentah).
Kemudian pada malam hari diadakan rapat panitia dengan mengundang ninik mamak
untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban. Setelah nink mamak menerima
laporan tersebut maka ninik mamak membubarkan panitia penyelenggara kenduri sudah tuai dan kenduri
sko yang sudah selesai dilaksanakan, dengan dibubarkan panitia maka selesailah
sudah acara kenduri sudah tuai dan kenduri sko.
C. Pesan
moral dalam upacara budaya adat kenduri sko
Acara kenduri siap panen dan kenduri sko
merupakan salah satu upacara adat paling besar di kabupaten kerinci khususnya
di desa sungai tutung. Dalam prosesi adat ini ada beberapa pesan moral yang
dapat kita ambil dan teladani, diantaranya adalah sebagi berikut.
Pertama,
pencak Silat yang
di lakukan oleh
para Hulubalang, merupakan
kesenian khas kerinci.
Nilai yang dapat
kita ambil dalam
kegiatan itu antara
lain sikap mengembangkan
rasa persatuan dan kesatuan, siap
membela, mempertahankan dan membangun
kampung halaman.
Kedua,
Nilai – nilai
Historis (sejarah) yang
mengalir dalam prosesi
penurunan pusaka daerah sungai
tutung. Mengurai perjalanan sejarahnya kepada khalayak sehingga mengingatkan
masyarakat pada nenek moyangnya dahulu.
Jadi, dengan diadakannya acara kenduri
sko ini, akan mengingatkan masyarakat tentang pengorbanan nenek moyang zaman
dahulu dalam mempertahankan wilayah yang ditempati sekarang. Hal ini juga akan
mengajarkan masyarakat untuk selalu bersyukur dan berterimakasih kepada tuhan
yang maha esa yang telah memberikan rezeki kepada masyarakat yaitu berupa hasil
panen.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kenduri sko merupakan upacara
adat yang masih bertahan atau tetap dijalankan hingga saat ini. Bagi orang masyarakat
Desa Sungai Tutung Kabupaten Kerinci keberadaan upacara tersebut memiliki arti
penting yang mencakupi berbagai acara-acara yang dilakukan dan melibatkan
seluruh anggota masyarakat. Di lihat dari kegiatan-kegaiatan yang dilakukan
saat kenduri sko, dapat dijelaskan bahwa kenduri sko memiliki
makna sebagai ucapan terima kasih kepada Sang Pencipta dan roh-roh nenek moyang
atas hasil panen yang telah diberikan, dan sko merupakan simbol yang
diidentikkan dengan pembersihan benda pusaka nenek moyang. Untuk
memperbincangkan makna, setiap individu harus menafsirkannya, sehingga dapat
mengatur tingkah laku individu tersebut. Hal itu hanya dapat ditampilkan
melalui simbol yang terdapat dalam upacara.
B.
Saran
Upacara
adat Kenduri Sko
sebenarnya telah lama
tidak dimunculkan akibat kurangnya
kepedulian. Namun, sejak
beberapa tahun belakangan ini, upacara
Kenduri Sko mulai
digali kembali. Upacara Kenduri
Sko yang dilaksanakan
bukan hanya sebatas pertunjukan seni
tradisional saja melainkan penganugerahan gelar adat sebenarnya. Di mana
nantinya Pemangku Adat yang sudah diangkat diharapkan dapat menjalankan adat
dalam negeri, membimbing anak kemenakan, menyelesaikan yang kusut, menjernihkan
yang keruh, meluruskan yang bengkok, mempertautkan yang retak dan menyambung
yang sudah putus. Pemangku adat haruslah menjadi suri teladan anak kemenakan
dan masyarakat, berjalan lurus, tidak boleh terasa besar mau melanda, terasa
panjang mau melilit, menggunting dalam lipatan, telunjuk lurus kelingking
berkait.
Penulis sebagai generasi muda daerah Kerinci tepatnya
desa sungai tutung mengharapkan agar upacara adat Kenduri Sko ini terus
dijadikan satu agenda tetap Pemerintahan Kabupaten Kerinci khususnya daerah
sungai tutung, seiring dengan misi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kerinci
menghidupkan seni budaya tradisional untuk meningkatkan kunjungan wisata.
DAFTAR PUSTAKA
Afanti, S.
2007. Peradaban Suku Kerinci dan Tata Tertib Adat Depati Nan
Bertujuh.
Kerinci.
Disparbud.
2003. Adat dan Budaya Daerah Kerinci. Kerinci: Pemerintah
Kabupaten
Kerinci.
Disparbud.
2004. Sejarah Perjuangan Rakyat Kerinci Mempertahankan
Kemerdekaan
Republik Indonesia 1945-1949. Kerinci: Pemerintah
Kabupaten
Kerinci.
Djakfar, I.
dan Indra, I. 2001. Menguak Tabir Prasejarah di Alam Kerinci.
Pemerintah
Kabupaten Kerinci.
Wahyu, Anhar . 2013. “Pengertian Budaya
Menurut Para Ahli”. http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/. (Diunduh 20 November 2014).
LAMPIRAN
Lampiran I
Identitas
Informan
Nama :
Nisyafriadi, S.P., Rio.
Umur :
57 tahun
Alamat :
Desa Baru Sungai Tutung, Kerinci, Jambi, Indonesia
Pekerjaan :
Pensiunan
Posisi dalam
adat : Ketua Adat
Lampiran II
Pedoman Wawancara
1. Apa
itu upacara budaya adat kenduri sko yang
ada di kabupaten kerinci?
2. Berapa
tahun sekali dilaksanakannya acara budaya adat kenduri sko di desa sungai
tutung?
3. Apa saja tahap-tahap yang dilakukan dalam proses
upacara budaya adat kenduri sko
kabupaten kerinci desa sungai tutung?
4. Apa
tujuan dilaksanakannya upacara budaya adat kenduri sko kabupaten kerinci desa sungai tutung?
5. Saat
pelaksaan upacara kenduri sko desa sungai tutung bagaimana bentuk susunan
acaranya?
6. Apa
saja benda pusaka yang diturunkan saat kenduri sko?
7. Apakah
pesan moral yang dapatdiambil dari upacara adat kenduri sko?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar