PENGARUH BAHASA GAUL
TERHADAP PENGGUNAAN
BAHASA INDONESIA YANG BAIK
DAN BENAR DI KALANGAN
REMAJA
MAKALAH SEMINAR
diajukan untuk memenuhi
tugas perkuliahan
Menulis Karya Ilmiah
yang dibina oleh Dr.
Erizal Gani, M.Pd.

DETA FITRIANITA
NIM 1300820/2013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA
DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
PENGARUH BAHASA GAUL
TERHADAP PENGGUNAAN
BAHASA INDONESIA YANG BAIK
DAN BENAR DI KALANGAN
REMAJA
Deta Fitrianita
FBS Universitas Negeri
Padang

Abstrak
Bahasa
ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
diri. Penggunaan bahasa yang benar berarti pemakaian bahasa yang mengikuti
kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku. Sedangkan, kriteria penggunaan
bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan
kebutuhan komunikasi. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat
diartikan sebagai pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang
mengikuti kaidah bahasa yang berlaku. Dengan tercapainya bahasa Indonesia yang
baik dan benar, seseorang dapat berkomunikasi secara baik pula.
Saat
ini kendala yang harus dihadapi remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah timbulnya gejala bahasa, seperti bahasa gaul, yang tanpa
disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Bahasa gaul merupakan salah
satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini
mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Saat ini, bahasa gaul merupakan dialek
bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan oleh kalangan remaja.
Kata
Kunci: Remaja, bahasa gaul, bahasa Indonesia
yang baik, bahasa Indonesia yang benar.
A.
Pendahuluan
Tidak
semua warga negara Indonesia bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, begitupula dengan kalangan remaja. Tujuan bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah mengajarkan dan menerangkan tentang penggunaan bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari agar tidak terlalu menyimpang dari kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta melestarikannya sebagai warisan bangsa
yang merupakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sudah ada sejak
indonesia mardeka.
Bahasa
merupakan unsur yang sangat penting dalam berkomunikasi, yaitu sebagai alat
komunikasi yang paling utama. Seiring dengan perkembangan zaman, pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari-hari mulai bergeser oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal
dengan bahasa gaul. Sehubungan dengan itu, perlu adanya tindakan dari semua
pihak yang peduli terhadap bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa yang baik dan
benar dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi. Sehingga orang terbiasa
untuk berkomunikasi secara lebih efektif.
Penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sangat penting untuk diketahui oleh para remaja. Hal ini supaya
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa
persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan bisa tetap ada dan tidak
kalah eksistensinya oleh bahasa gaul.
Penggunaan
bahasa gaul yang semakin banyak dikalangan remaja membuat eksistensi bahasa
Indonesia menjadi menurun. Oleh karena itu, pengaruh bahasa gaul terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan remaja harus
mendapat perhatian.
Pada
penulisan makalah ini penulis memfokuskan pembahasan mengenai pengaruh bahasa
gaul terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan
remaja. Penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu,
apa itu hakikat remaja, apa itu hakikat bahasa gaul, apa itu hakikat bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan remaja.
Berdasarkan
fokus masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana bahasa gaul bisa berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar di kalangan remaja. Serta di dalamnya juga akan dibahas
mengenai hakikat remaja, hakikat bahasa gaul, dan hakikat bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
B.
Pembahasan
1.
Remaja
Masa
remaja adalah masa di mana seseorang berada di umur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa, tetapi juga tidak dapat
disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak
menuju dewasa.
Masa
remaja menurut Mappiare (dalam Ali, 2011: 9) berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi perempuan dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
pria. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan.
Pieget
(dalam Ali, 2011: 9) mengatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu
usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu
usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang
lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat
dewasa ini memasuki banyak aspek efektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.
Shaw
dan Castonzo (dalam Ali, 2011: 9) menjelaskan bahwa remaja juga sedang
mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual
dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu
mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan
karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan .
Monks
(dalam Ali, 2011: 9-10) menjelaskan bahwa remaja sebetulnya tidak mempunyai
tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum
juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Oleh
karena itu, remaja seringkali dikenal sebagai fase “mencari jati diri” atau
fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara
maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
2.
Bahasa
Gaul
Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia
nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta
pada tahun 1980-an hingga saat ini menggantikan bahasa prokem
yang lebih lazim dipakai pada tahun-tahun sebelumnya. Bahasa gaul merupakan salah satu
cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Pada saat itu
bahasa gaul dikenal sebagai bahasa anak jalanan. Namun,
seiring bertambahnya waktu bahasa prokem yang tadinya hanya dipakai para preman
atau anak jalanan sebagai bahasa rahasia beralih fungsi menjadi bahasa gaul. Bahasa gaul pada umumnya digunakan
sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu.
Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan
ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar
pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya.
Pada
dasarnya ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah, dan
kreatif. Banyak kasus kosakata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata
yang agak panjang diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan
kata yang lebih pendek. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan awalan ‘e’ kata
‘emang’ yang merupakan bentukan dari kata ‘memang’ yang disisipkan bunyi ‘e’.
Di sini jelas terlihat terjadi pemendekan kata berupa menghilangkan huruf depan
‘m’. Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari
kata aslinya. Kombinasi ‘k, a, g’ kata ‘kagak’ bentukan dari kata ‘tidak’ yang
bunyinya ‘tid’ diganti ‘kag’. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k
huruf vokal ‘i’ diganti ‘a’ huruf konsonan kedua diganti ‘g’, sehingga kata
‘tidak’ menjadi ‘kagak’. Sisipan ‘e’ kata ‘temen’ merupakan bentukan dari kata
‘teman’ yang huruf vokal ‘a’ menjadi ‘e’. Hal ini mengakibatkan terjadinya
perbedaan pelafalan.
Cara
pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara sama seperti halnya bahasa Indonesia.
Partikel yang sering dipakai adalah sih,
nih, tuh, dong, merupakan sebagian dari partikel-partikel bahasa prokem
yang membuatnya terasa lebih hidup dan menghubungkan satu anak muda dengan anak
muda lain dan membuat mereka merasa berbeda dengan orang-orang tua yang
berbahasa baku. Partikel-partikel ini walaupun pendek namun memiliki arti yang
jauh melebihi jumlah huruf yang menyusunnya. Kebanyakan partikel mampu
memberikan informasi tambahan kepada orang lain yang tidak dapat dilakukan oleh
bahasa Indonesia baku seperti tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar,
suasana hati dan ekspresi pembicara, dan suasana pada kalimat tersebut
diucapkan. Contoh yang sering diucapkan oleh kebanyakan orang adalah ‘sudah pasti dong’ yang artinya dalam bahasa
baku Indonesia adalah ‘sudah pasti’ atau ‘tentu saja’.
Perkembangan
bahasa gaul ini di dukung oleh perkembangan kognitif yang menurut Jean Peaget
telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan perkembangan psikis
remaja, sebetulnya mereka sedang berada pada fase pencarian jati diri,
pada tahap ini kemampuan berbahasa pada remaja mulai berbeda meskipun terkadang
menyimpang dari norma umum. Oleh karena itu, kondisi remaja pada tahap ini
merupakan kondisi paling sulit antara berbuat “sama” atau “tidak sama” dengan
teman-temannya, jika mereka berbahasa “tidak sama” artinya mereka tidak akan
dapat diterima dikelompoknya atau mungkin dikatakan sebagai “remaja kolot”.
Menurut Alatas, bahasa gaul adalah
bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat.
Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja.
Dalam konteks modern, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal
yang digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di
lingkungan sosial. Media-media populer seperti televisi, radio, dunia perfilman
nasional, juga merupakan pemakai bahasa gaul.
Menurut Sahertian, awal
istilah-istilah dalam bahasa gaul itu muncul untuk merahasiakan isi obrolan
dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya,
lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.
Deddy
Mulyana dalam buku karangannya yang berjudul pengantar ilmu komunikasi
menjelaskan bahwa bahasa gaul ini digunakan untuk memproteksi kelompok mereka
dari komunitas lain. Sehingga komunikasi yang mereka lakukan, hanya kelompok
mereka saja yang mengerti. Hal tersebut menunjukan bahwa remaja dalam
kelompoknya membuat tata bahasa tersendiri agar orang lain tidak memahami apa
yang dibicarakan atau mungkin agar kelihatan lebih gaul.
3.
Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa
ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
diri. Sutan Takdir Alisyahbana (dalam Maksan, 1994: 1) menjelaskan bahwa bahasa
adalah ucapan pikiran manusia dengan teratur memakai alat bunyi. Gorys Keraf
(dalam Maksan, 1994: 1) mengemukakan
bahwa bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan simbol-simbol
vokal yang arbitrer, yang dapat diperbuat dengan gerak-gerak badaniah yang
nyata.
Atmazaki
(2007: 5) menyatakan bahwa bahasa merupakan fenomena mental, yaitu suatu
kemampuan yang sudah dibawa manusia sejak lahir. Pada sisi lain, bahasa
marupakan fenomena kemasyarakatan, yaitu penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi di dalam membentuk dan karena bentukan masyarakat. Jadi, bahasa
merupakan suatu sistem yang berfungsi sosial (fungsional). Dengan demikian,
bahasa adalah alat komunikasi yang dengannya manusia dapat menyampaikan pikiran
perasaan kepada orang lain secara lebih tepat.
Muslich
(2010: 9) mengatakan bahwa pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang
dibakukan atau yang dianggap baku melahirkan bahasa yang benar. Orang yang mampu menggunakan bahasanya
sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apapun jenisnya itu, dianggap
berbahasa yang efektif. Ini berhubungan dengan pemilihan ragam-ragam yang ada
ketika orang dihadapkan pada bermacam ragam komunikasi. Pemanfaatan ragam yang
tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah
yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang demikian tidak selalu
harus baku, misalnya dalam tawar-menawar di pasar. Jadi, menggunakan bahasa
yang baik (tepat) tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, seseorang
mungkin berbahasa yang benar yang tidak baik penerapannya karena suasananya
menurut ragam yang lain. Anjuran agar kita berbahasa yang baik dan benar dapat
diartikan sebagai pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang
mengikuti kaidah bahasa yang benar.
Sugono
(2009: 21-23) menjelaskan bahwa kriteria
yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa.
Kaidah itu meliputi aspek tata bunyi (fonologi), tata bahasa (kata dan
kalimat), kosakata (termasuk istilah), ejaan, dan makna. Sedangkan, kriteria
penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai
dengan kebutuhan komunikasi. Kebutuhan itu bertalian dengan topik yang
dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau
pembaca (jika tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu
bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang gunakan logis dan sesuai dengan tata
nilai masyarakat yang ada.
4.
Pengaruh
Bahasa Gaul terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di
Kalangan Remaja
Saat ini banyak sekali remaja yang
menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang diubah, sehingga terkadang
orang dewasa tidak memahami bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja
tersebut. Remaja cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Supaya mereka lebih terlihat modern, dan
akhirnya mulai lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia adalah hal yang harus
dihindari.
Bahasa
gaul dapat timbul dimana saja,. Bahasa yang digunakan oleh anak muda pada
umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia
menjadi kata yang tidak baku. Bahasa gaul bisa ditemukan di mana saja, karena
bahasa gaul dapat timbul di iklan tevisi, lirik lagu remaja, novel remaja dan
banyak lagi. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul di tengah eksistensi
bahasa Indonesia tidak dapat dihindari, ini karena pengaruh perkembangan alat
komunikasi yang terus berkembang dan karena bahasa gaul dipakai anak muda
kebanyakan maka bahasa baku akan tergeser eksistensinya. Apalagi dengan maraknya
dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik,
membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini
sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Inilah yang
menjadi awal lunturnya bahasa Indonesia yang baik dan berganti dengan bahasa
gaul.
Orang tua berkewajiban untuk
mengajarkan penggunaan bahasa yang baik dan benar kepada anak sejak kecil.
Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi. Di
dalam kehidupan sehari-hari seharusnya digunakan tata bahasa yang baik dan
benar supaya masyarakat khususnya remaja terbiasa untuk berkomunikasi secara
lebih efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang
dalam berkomunikasi.
Kata-kata yang digunakan dalam
berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat
kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang
harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai
berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai
kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar yaitu, menyadarkan dan memotivasi remaja akan
fungsi dan pentingnya bahasa yang baku. Selanjutnya, hal ini juga membutuhkan
suatu upaya pembiasaan, artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat,
baik secara lisan maupun tulis setiap saat setidaknya selama berada di
lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan
kemampuan berbahasa pada remaja. Proses penyadaran dan pembiasaan tidak kalah
penting, hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
C.
Penutup
Bahasa
merupakan unsur yang sangat penting dalam berkomunikasi, yaitu sebagai alat
komunikasi yang paling utama. Untuk itu, sangat dianjurkan supaya masyarakat
dan remaja menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berbahasa yang
baik dan benar dapat diartikan sebagai pemakaian ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan yang mengikuti kaidah bahasa yang berlaku.
Bahasa gaul merupakan bentuk ragam
bahasa yang digunakan oleh penutur remaja. Dalam konteks modern, bahasa gaul
merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan sebagai bentuk
percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial.
Penggunaan
bahasa gaul semakin ramai di kalangan remaja karena diperkuat dengan pengaruh
dunia hiburan televisi seperti film dan sinetron yang juga memakai bahasa gaul.
Salah satu
solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
di kalangan remaja yaitu, menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan
pentingnya bahasa yang baku.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang
menggunakan bahasa gaul, singkatan-singkatan dalam komunikasinya sehari-hari adalah
penyimpangan dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Tentu saja ini
akan berdampak lunturnya atau hilangnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya di
masyarakat terutama kalangan remaja. Masyarakat
Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Keberadaan bahasa gaul
memang sangat mengganggu eksistensi bahasa Indonesia. Banyak remaja yang sudah
tidak mengindahkan dan tidak lagi mengenal bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Sebaiknya remaja jangan berlebihan
dalam menggunakan bahasa gaul. Remaja hendaknya membudidayakan bahasa Indonesia
dan meningkatkan kembali eksistensinya di kalangan remaja. Orang tua dan
pendidik mempunyai tugas untuk menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi
dan pentingnya bahasa yang baku. Proses penyadaran dan pembiasaan tidak kalah
penting, hal ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat, misalnya
tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini
akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Menggunakan bahasa gaul boleh saja,
akan tetapi jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia. Karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan dan lambang dari identitas
nasional, yang kedudukannya tercantum dalam Sumpah Pemuda dan UUD 1945.
D.
Daftar
Pustaka
Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori .
2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi
Aksara.
Atmazaki. 2007. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press.
Maksan, Marjusman. 1994. Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press.
Muslich,
Masnur. 2010. Garis-garis Besar Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Sugono,
Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia
dengan Benar. Jakarta: Gramedia.
Chandra,
Riskia. 2013. “Penggunaan Bahasa Gaul”.
http://www.slideshare.net/riskia_chandra/-penggunaan-bahasa-gaul.
(Diunduh 20 November 2014).
Nursyam, Irfan. 2013.
“Ragam Bahasa Gaul”.
Setiawan, Frendi. 2012.
“Defenisi Remaja untuk Masyarakat”.
http://frendi-setiawan.blogspot.com/2012/05/definisi-remaja-untuk-masyarakat.html.
(Diunduh 20 November 2014).
Wordpress.
2010. “Bahasa Gaul”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar